Ads 468x60px

Kamis, 19 September 2013

Kapan Isim Berharokat Jarr/Kasroh…?


جَرُّ الاِسمِ
Pada asalnya, harokat akhir pada isim ketika tidak didahului oleh huruf apa saja, adalah marfu’/rofa’/dhommah, seperti Mubtada. Dan isim akan berharokat majrur/jarr/kasroh jika didahului oleh salah satu huruf jar berikut, yaitu: مِنْإِلَىعَنْعَلَىفِي,بِـــــــ لِـــــ .


Misal:
1. نَزَلَ الْمَطَرُ مِنَ السَّماءِ                 Hujan turun dari langit
2. سَعَى الْجَيشُ إلَى الْمَيدانِ            Tentara bergerak ke medan laga
3. يَذهَبُ الْخَوفُ عَنِ الطِّفلِ         Rasatakut hilang dari anak kecil itu
4. يَطفُو الْخَشَبُ عَلَى الْماءِ             Kayu itu mengapung di atas air
5. يَنبَحُ الْكَلبُ فِي الْبُستانِ              Anjing itu melolong di kebun
6. قَشَرتُ الْفاكِهَةَ بِالسِّكِّينِ           Saya mengupas buah-buahan denganpisau
7. اَلْجائِزَةُ لِلسّابِقِ                            Hadiah untuk pemenang
Catatan:
1. Huruf yang tidak berharokat, berarti dibaca sukun/mati
2. Huruf yang ditambah alif, berarti dibaca fathah.
3. Ditambah ya, berarti dibaca kasroh.
4. Dan ditambah wau, berarti dibaca dhomah.
5. Alif yang hamzahnya ada di atas, maka dibaca fathah. Kalau di bawah, maka dibaca kasroh.

Keterangan:
1. Pada misal di atas, kata yang paling akhir adalah isim, dan semuanya berharokat jar/kasroh.
2. Tidak ada sebab lain yang membuat semuanya berharokat jar/kasroh, kecuali karena didahului oleh huruf-huruf JARR.
3. Arti dari huruf-huruf Jarr di atas, adalah sebagai berikut:
مِنْ                  : Dari
إِلَى                   : Ke
عَنْ                  : Dari/tentang
عَلَى                 : Atas/di atas
فِي                    : Di/di atas
 بِـــــــ ) الباء )     : Dengan (untuk menggunakan)
  لِـــ ) اللام)       : Untuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar