Ads 468x60px

Kamis, 19 September 2013

10 Perkara Mencapai Derajat Muqorrobin


1. Senantiasa jujur disertai hati yang Qona’ah (menerima apa yang telah diberikan Allah)
2. Selalu sabar disertai syukur yang terus-menerus
3. Selamanya faqir (cukup sesuai dengan kebutuhan) disertai sikap Zuhud yang nyata
4. Senantiasa bertafakur disertai perut yang lapar
5. Senantiasa Prihatin disertai rasa takut pada Allah SWT
6. Anti berpangku tangan disertai penampilan yang tawadhu
7. Senantiasa lemah-lembut disertai kasih-sayang yang nyata
8. Selalu cinta pada Allah disertai rasa malu
9. Ilmu yang bermanfaat disertai amalan selamanya
10. Senantiasa iman dalam hatinya disertai fikiran yang jernih

Definisi dan Urgensi Mantiq

Mantiq adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga kesalahan dalam berpikir.


Lebih jelasnya, Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat dari cara berpikir salah. Manusia sebagai makhluk yang berpikir tidak akan lepas dari berpikir. Namun, saat berpikir, manusia seringkali dipengaruhi oleh berbagai tendensi, emosi, subyektifitas dan lainnya sehingga ia tidak dapat berpikir jernih, logis dan obyektif. Mantiq merupakan upaya agar seseorang dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak keliru.
Prof. Dr. H. Baihaqi A.K, yang berjudul “Ilmu Mantik”: Teknik berfikir logik”, dalam bukunya tersebut, Baihaqi mengungkapkan bahwasannya ilmu mantik adalah merupakan suatu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia dalam berfikir, supaya dapat menghasilkan kesimpulan yang benar, sehingga dia terhindar dari kesalahan berfikir.

Apa itu Insan Kamil?


Insan kamil atau manusia paripurna dibahas secara khusus oleh para sufi, khususnya Ibnu Arabi dan Abdul Karim Al-Jili. Pengertian insan kamil tidak sesederhana seperti yang selama ini dipahami kalangan ulama, yaitu manusia teladan dengan menunjuk pada figur Nabi Muhammad SAW.

Bagi para sufi, insan kamil adalah lokus penampakan (madzhar) diri Tuhan paling sempurna, meliputi nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Allah SWT memilih manusia sebagai makhluk yang memiliki keunggulan (tafadhul) atau ahsani taqwim (ciptaan paling sempurna) menurut istilah Alquran.

Disebut demikian karena di antara seluruh makhluk Tuhan manusialah yang paling siap menerima nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Makhluk lainnya hanya bisa menampakkan bagian-bagian tertentu. Bandingkan dengan mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang, bahkan malaikat tidak mampu mewadahi semua nama dan sifat-Nya.

Menatap Muhammad Purnama Rindu

Menatap Muhammad purnama rindu
tiada mentari yang tak malu
tiada lidah yang tak kelu
tiada hati yang tak menderu
tiada pula bintang gemintang yang tak bergetar-getar menahan segenap kelipnya
merintih akuulah geletar cahaya Muhammad, aakulah geletar cahaya Muhammad , aakulah geletarr cahaya Muhammad
dan tiapa pula awan yang tak berarak-arak menanti pertemuan dengan mu duhai Muhammad

Mengenal Ilmu Tauhid

Apakah ilmu tauhid itu? Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas pengokohan keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil naqli maupun aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat menghilangkan semua keraguan, ilmu yang menyingkap kebatilan orang-orang kafir, kerancuan dan kedustaan mereka. Dengan ilmu tauhid ini, jiwa kita akan kokoh, dan hati pun akan tenang dengan iman. Dinamakan ilmu tauhid karena pembahasan terpenting di dalamnya adalah tentang tauhidullah (mengesakan Allah). Allah swt. berfirman:

أَفَمَن يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ

“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (Ar-Ra’d: 19)

5 Adab Wajib Bagi Kaum Wanita

Sebagaimana dimaklumi bahwa kaum wanita berkedudukan sama dengan kaum laki-laki dalam hal menjalankan syari’at Alloh azza wajalla. Hal tersebut karena kaum wanita adalah syaqo’iq(saudara kandung)nya kaum pria. Sehingga seluruh syari’at Alloh yang dijelaskan di dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah wajib ditunaikan perintah-perintahnya dan wajib ditinggalkan larangan-larangannya oleh dua jenis manusia tersebut. Kecuali bila memang ada syari’at tertentu yang dikhususkan oleh Alloh atau oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bagi setiap jenis tersebut secara tersendiri.

CARA MEMPELAJARI ILMU SHOROF (Untuk PEMULA)

Sebenarnya belajar shorof itu jauh lebih mudah dibanding belajar ilmu Nahwu. Apalagi jika yang belajar adalah anak muda yang daya hafalnya masih kuat. Sebab kunci sukses dalam belajar ilmu Shorof itu teletak di “hafalan”. Semakin kuat daya hafal seseorang, akan semakin mudah pula dia mempelajari ilmu yang satu ini.
Dalam ilmu Shorof kita akan diajarkan bagaimana caranya mentashrif. Mentashrif maksudnya adalah mengubah sebuah kata menjadi kata lain  yang memiliki makna bermacam-macam. Misalnya, dengan ilmu Shorof, kita bisa mengubah fi’il madhi menjadi fi’il mudhore, fi’il amer, dan fi’il nahyi. Kemudian, dengan ilmu Shorof, kita bisa mengubah fi’il-fi’il ini berdasarkan pelakunya, baik itu orang ke-3, orang ke-2, atau orang ke-1.

Kapan Isim Berharokat Jarr/Kasroh…?


جَرُّ الاِسمِ
Pada asalnya, harokat akhir pada isim ketika tidak didahului oleh huruf apa saja, adalah marfu’/rofa’/dhommah, seperti Mubtada. Dan isim akan berharokat majrur/jarr/kasroh jika didahului oleh salah satu huruf jar berikut, yaitu: مِنْإِلَىعَنْعَلَىفِي,بِـــــــ لِـــــ .

Ulama Besar dari Kota Naisabur (Khurasan)

Khurasan menurut bahasa Persia berarti negeri matahari timur. Negeri ini memiliki peran penting dalam sejarah peradaban Islam sampai dikatakan oleh Ibnu Qutaibah: “Penduduk Khurasan adalah para pejuang dalam medan dakwah serta terkenal dengan kepahlawanannya (dalam medan jihad).” Negeri ini memiliki beberapa kota besar seperti Naisabur (Iran), Herat (Afghanistan), Balkh (Afghanistan) dan lain-lain.
Para pembaca yang berbahagia!
 Naisabur merupakan kota yang indah dan banyak menghasilkan buah-buahan. Pada masa khalifah ‘Abbasiyah, kota ini merupakan kota yang sangat terkenal dengan pendidikan, kebudayaan, perdagangan dan arsitektur bangunannya. Kota ini pernah diguncang gempa pada tahun 540 H dan dihancurkan oleh laskar Mongol pada tahun 618 H. Sekitar 1 juta rakyat Naisabur menjadi korban pembantaian laskar Mongol.
Di masa kini kota Naisabur terletak di propinsi Khurasan (sekarang masuk wilayah Iran). Kota Naisabur berjarak 432 mil dari arah timur Teheran (ibukota Iran). Dari kota inilah terlahir para ulama terkenal semisal Abu ‘Ali Al-Husein bin ‘Ali An-Naisaburi, Asad bin Al-Furat, Yahya bin Yahya, Ahmad bin Nashr, Abu Bakar Al-Baihaqi dan Al-Imam Muslim bin Al-Hajjaj.